Teknik Menulis: Mari Produktif Menulis sampai Diterbitkan Penerbit Buku
Perlu teknik menulis yang baik agar naskah lolos ke penerbit buku. Tak hanya dari bahasa, tapi juga kemampuan menangkap ide.
Banyak orang menulis buku sampai diterbitkan penerbit buku. Tapi
banyak juga yang hanya menjadi harapan. Naskah belum juga selesai. Ide mandeg. Sibuk.
Tidak fokus. Tidak ada target dan deadline yang pasti. Menulis hanya ketika
mood sedang baik saja.
Kalau seperti itu, kapan naskah akan sampai kepada penerbit buku?
Maka dari itu, kami sajikan artikel tentang teknik menulis ini agar
Anda tetap produktif menulis naskah buku.
1. Memperkaya Ide
Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh penulis adalah idenya mandeg
ditengah-tengah proses menulis. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi penulis,
apakah akan menyerah dan berhenti menulis? atau berusaha untuk terus melanjutkan
menulis dengan menstimulasi ide? semua tentu kembali kepada penulis. Dalam teknik
menulis banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperkaya ide, bisa
dengan membaca apa saja, timba ilmu apa saja (bisa sekolah, kursus, pelatihan,
dan lain-lain). Bahkan kadang apabila bacaan atau ilmu itu tidak berkaitan
dengan penulisan kita, tetap akan bermanfaat suatu saat. Repotnya,
masalah klasik di Indonesia, banyak yang mau jadi penulis, tetapi malas isi
otak, malas ikut pelatihan, malas datang ke acara-acara yang berkaitan dengan
buku (Kinoysan, 2016: 72).
2. Gabung dengan Komunitas Menulis
Memiliki jaringan luas menjadi hal yang penting di era digital seperti saat
ini. semua orang dapat terhubung satu sama lain tanpa batas sekat ruang dan
waktu, begitu juga penulis. Menjadi penulis tidak serta merta berarti hanya
berkuatat dengan buku dan ayar monitor. Seorang penulis juga perlu membangun
jaringan yang luas, dengan aktif di berbagai komunitas menulis dan membaca.
Ketika kita bergabung dengan komunitas menulis dan membaca kita akan bertemu
dengan orang-orang yang memiliki passion yang sama. Selain itu, hal tersebut
juga akan membuat kita termotivasi dan semangat untuk terus menulis. Kita juga
dapat saling bertukar pikiran, memberi saran dan masukan untuk tulisan kita
sehingga kualitas tulisan akan terus meningkat. Tidak ketinggalan dari
komunitas itu kita juga dapat mengikuti pelatihan menulis untuk meningkatkan
pengetahuan kita terkait teknik menulis, cara menerbitkan buku, dan
sebagainya.
3. Konsentrasi
Proses merangkai ide/gagasan/cerita dalam tulisan sehingga dapat dipahami
oleh pembaca memerlukan konsentrasi. Menurut KBBI, konsentrasi berarti
pemusatan perhatian atau pikiran pada satu hal. Dimana untuk memusatkan pikiran
diperlukan lingkungan yang nyaman, jauhkan gawai yang dapat memecah konsetrasi
Anda dalam menulis. Atur tempat Anda untuk menulis senyaman mungkin,
susun referensi yang Anda butuhkan untuk menulis sehingga ketika dibutuhkan
Anda dapat dengan menjangkaunya. Selesaikan tulisan satu persatu, tahap demi
tahap.
4. Tentukan Waktu dan Segera Menulis
Investasikan waktu dalam menulis naskah buku. Tentukan kapan waktu terbaik
Anda untuk menulis. Setiap orang memiliki golden time-nya
masing-masing dalam menulis. Pada awal-awal menulis, bisa jadi Anda belum
menemukan kapan waktu terbaik untuk menulis. Tapi dengan berjalannya waktu,
maka akan tahu kapan waktu terbaik Anda untuk bisa menulis secara optimal.
Setelah menemukan kapan waktu terbaik untuk menulis segeralah menulis.
Menulislah secara ajeg dan konsisten pada waktu yang sama setiap hari. Tidak
perlu terlalu mensyaratkan banyak hal untuk mulai menulis. Menulis nanti saja
kalau ada ide, nanti saja kalau sudah mood, kalau ada waktu senggang, menulis
nanti saja. Kebanyakan “nanti” dan “kalau”, alhasil akan terus menunda untuk
menulis. Seperti yang diuraikan Kinoysan (2016:71), Saat menemukan ide
nonfiksi, segeralah menulis meskipun sedang malas. Bila tidak ada ide,
segeralah menggunakan alat tulis untuk menulis, ide akan datang dengan
sendirian. Apa saja yang ingin Anda tulis, segeralah tulis. Mulailah menulis,
meskipun Anda memiliki ide atau tida ada ide.
5. Menggunakan Warna dan Pecah-Pecah
Draf Tulisan
Draf dalam bahasa Indonesia diartikan buram atau bentuk kasar dari sesuatu
yang dituliskan. Bebaskan pikiran dan perasaan Anda untuk menulis. Tuliskanlah
apa yang terpikirkanlah apa yang terpikirkan atau terasakan di dalam benak dan
kalbu Ana. Konep ini biasanya disebut free writing (Bambang
Trim, 2016:119). Dalam teknik menulis menulis draf dilakukan
setelah pramenulis. Untuk mempermudah penulisan draf sehingga tidak terlalu
panjang, yang tidak mungkin selesai 1-2 bulan, pecah-pecah, pisahkan dalam
bagian kecil-kecil menjadi per bab atau per bagian. Selain itu, untuk membuat
draf lebih menarik kita dapat menambhakan warna-warna yang menarik untuk
membedakan poin-poin yang ada dalam draf (Kinoysan, 2016: 72).
Demikian artikel
tentang Teknik Menulis: Mari Produktif
Menulis sampai Diterbitkan Penerbit Buku
Selamat Menulis. Mari Mulai dari sekarang.
Referensi:
- Kinoysan, 2016, Jadi Penulis
Nonfiksi? Gampang Kok!, Penerbit Andi, Yogyakarta
- Bambang Trim, Menulispedia:
Panduan Menulis untuk Mereka yang Insaf Menulis, Penerbit Nuansa, Bandung.
Ulin Nafi’ah