Cara Menerbitkan Buku ke Penerbit Buku
Anda bercita-cita menjadi seorang penulis? Anda bercita-cita menjadi seorang penulis buku?Bisa!! Di jaman yang serba maju ini, kemudahan demi kemudahan dalam dunia penerbitan buku semakin banyak, memudahkan siapapun bisa menjadi penulis. Istilah "menjadi penulis itu susah" itu tidak lagi berlaku. Sekarang cara menerbitkan buku ke Penerbit buku tidak hanya lewat satu jalur saja. telah ada 3 jalur penerbitan, yang perlu anda ketahui jika Anda masih memulai menulis. Berikut 3 cara menerbitkan buku ke penerbit:
1. Menerbitkan Buku Melalui Jalur Self Publishing
Jalur penerbitan self publishing. Apa itu? Ketika Anda menempuh jalur ini maka Anda akan berperan sebagai penulis yang juga sekaligus penerbit. Bagai mana bisa? Karena jalur self publisher kita akan berperan sebagai penerbit. Artinya penerbit yang menerbitkan buku kita akan menjadi milik kita.Ketika kita berperan sebagai seorang penerbit maka segala hal terkait dengan distribusi, promosi, produksi akan menjadi tanggung jawab kita.Cara menerbitkan buku ke penerbit melalui jalur Self Publishing adalah :
- Anda melayout dan mendesain sendiri cover dan naskah Anda
- Anda mendaftarkan ISBN sendiri ke Perpusnas. Anda harus mendaftar dulu sebagai anggota disini
- Anda mencetak sendiri Naskah Anda, artinya Anda bisa pergi ke percetakan dan mencetak sesuai dengan jumlah yang anda butuhkan. tentunya dengan biaya sendiri.
- Anda memasarkan buku Anda sendiri. bisa melalui online, bisa juga dengan langsung ke orang-orang yang tertarik dengan buku Anda.
- Anda menerima Hasil dari Buku anda sendiri seutuhnya.
2. Menerbitkan Buku Lewat Jalur Vanity Publisher
Selain menerbitkan buku lewat jalur Self Publisher, kita juga bisa menerbitkan buku lewat vanity publisher. Apa itu vanity publisher? Vanity publisher sama dengan semi-self publishing. Vanity publisher merupakan perusahaan yang menyediakan jasa penerbitan. Jadi, ketika kita menerbitkan buku lewat vanity publisher, kita sebenarnya menerbitkan sendiri, namun melalui jasa perusahaan penerbit buku. Kita akan membayar perusahaan tersebut untuk menerbitkan buku kita. Kita yang akan menanggung ongkos produksi. Pihak vanity publisher akan menyediakan layanan berupa layanan editing naskah kita, layanan layout (tata letak) naskah, proses cetak, pengurusan ISBN, dan berbagai hal seputar produksi buku.Tarif menerbitkan buku lewat vanity publisher cukup beragam. Tergantung banyaknya buku yang dicetak dan jenis layanan apa yang kita gunakan. Untuk gambaran, sekali menerbitkan buku lewat vanity publisher, biaya yang kita perlukan bisa di atas 5 juta Rupiah untuk jumlah cetak diantara 100-200 eksemplar. Namun sekarang banyak juga vanity publisher yang menggunakan sistem POD (print on demand) menerbitkan sejulah keinginan penulis, jadi biaya bisa disesuaikan dengan kantong penulis.
3. Menerbitkan Buku Melalui Penerbit Mayor
Cara yang terakhir dan paling umum adalah menerbitkan buku melalui penerbit mayor. Menerbitkan buku lewat penerbit mayor adalah cara yang paling sering digunakan oleh mereka ingin menerbitkan buku. Contoh penerbit mayor ini misalnya penerbit-penerbit di bawah naungan kelompok penerbitan Gramedia, penerbit dalam kelompok Agromedia, dan lain sebagainya.Kebanyakan penulis ingin bukunya diterbitkan melalui penerbit mayor. Di masyarakat masih ada pandangan bahwa buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor cenderung dianggap lebih berkelas dibanding buku yang hanya diterbitkan oleh penerbit non mayor. Pandangan ini tidak sepenuhnya tepat, sebab kualitas sebuah buku tidak tergantung dari siapa penerbitnya, melainkan lebih kepada siapa penulis buku tersebut.
Ada sejumlah keunggulan kalau kita menerbitkan buku lewat penerbit mayor. Contoh keunggulannya :
- Tidak perlu mengeluarkan modal uang dalam jumlah besar. Menerbitkan dan mendistribusikan sebuah buku bukanlah pekerjaan tanpa modal. Untuk bisa menerbitkan dan mendistrbusikan buku dalam jumlah besar (misal : 2000 eksemplar) membutuhkan modal yang tidak sedikit. Ketika kita menerbitkan buku melalui penerbit mayor, maka seluruh ongkos produksi dan distribusi bukan menjadi tanggung jawab kita. Dengan demikian, kita cukup fokus pada mengerjakan naskah dan promosi buku setelah terbit.
- Jaringan distribusi yang luas. Ketika kita bekerja sama dengan penerbit mayor maka tugas kita sebagai penulis adalah membuat naskah dan kemudian menyetorkan naskah tersebut ke penerbit, untuk selanjutnya diterbitkan oleh mereka. Dengan demikian, setelah buku kita terbit maka untuk urusan distribusi, semua akan ditangani oleh pihak penerbit. Umumnya penerbit mayor sudah bekerja sama dengan jaringan distributor buku. Apalagi bagi kita yang menerbitkan buku lewat kelompok penerbitan Gramedia, maka dapat dipastikan setelah buku kita terbit, buku tersebut akan beredar di jarigan toko buku Gramedia.
- Kurang dukungan promosi. Ketika suatu penerbit mayor menerbitkan banyak buku, maka mereka akan kesulitan untuk memberi dukungan promosi secara merata terhadap sebuah buku. Perhatikan yang terjadi pada penerbit kelompok Gramedia. Jumlah buku yang mereka terbitkan setiap bulannya bisa mencapai ribuan judul. Nah sekarang pikirkan berapa banyak dan berapa besar kekuatan tim pemasar Gramedia. Apakah mereka sanggup memberi dukungan promosi secara total untuk seluruh buku yang terbit? Ketika kita menerbitkan buku melalui penerbit mayor maka kita masih harus tetap bertanggung jawab atas pemasaran buku-buku kita.
- Harus bersaing dengan puluhan bahkan ratusan naskah lain. Karena penerbit mayor sudah populer, alhasil banyak pula penulis yang ingin menerbitkan buku lewat penerbit tersebut. Ketika hal ini terjadi maka antrian naskah di redaksi bisa cukup panjang. Itu artinya proses produksi bisa saja lebih lama. Ini bagian dari risiko yang harus ditanggung ketika kita menerbitkan buku lewat penerbit mayor.
Nah, demikian lah Cara Menerbitkan Buku ke Penerbit Buku, Semua jalur memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, Anda ingin menggunakan cara menerbitkan buku melalui jalur yang mana itu kembali ke diri Anda sendiri.